Menjadi Orang Terlalu Sibuk

Posting Komentar
Kala itu merupakan suasana mudik. Pasti terbayang kan, bagaimana padatnya transportasi darat, udara, hingga laut? Sempit, sumpek, tapi bagaimana pun harus bersyukur juga karena akhirnya kedapatan tiket untuk pulang.

Setelah berjibaku dengan kondisi yang tidak mengenakkan, alhamdulillah saya dan sepupu saya memperoleh tiket pulang menggunakan kapal roro. Meskipun harus melalui perjalanan selama 12 jam, tapi kami tetap memilihnya karena tiket kapal ferry yang biasanya hanya memakan waktu 3 jam itu sudah penuh. Waktu itu kami mikirnya, "Daripada engga pulang, ya kan."

Selain bersyukur karena bisa pulang dan bisa merasakan suasana mudik di kapal roro, satu hal yang membuat saya makin bersyukur adalah ketemu teman yang punya sejuta cerita karena sibuknya yang luar biasa.

Malam itu, saya mencoba untuk mendekatinya tatkala ia sedang duduk di luar ruangan kapal. Saya lupa apa saja obrolannya, tapi satu pertanyaan yang membuat saya teringat sampai hari ini adalah
"Mel, koe tak ikut hima?"

Awalnya, saya menjawab dengan jujur kalau saya memang tidak ikut hima. Dia kemudian membalas jawaban saya itu seperti ini
"Ih, tak keren."

Waktu itu, saya masih engga tahu kenapa dia berkata demikian. Saya pun berdiam sebentar dan mengalihkan pembicaraan lain untuk memecah kesunyian. Kami mengobrol panjang sampai akhirnya kapal sampai ke tujuan sekitar pukul 9 malam.

Hari itu menjadi hari yang menyenangkan. Senang bisa ketemu orang yang ramah, humble, dan sopan padahal dia orang yang pintar segala hal. Masih ingat sekali dia yang pernah meminta saya pindah ke depan (posisi dia yang baru saja selesai beli tiket) karena saat itu posisi saya sedang mengantre di belakang. Bertemu dengannya membuat mood saya menjadi naik. Bukan karena kegantengannya, tapi karena ketenangan hati yang terpancarkan dari auranya.

Namun, ternyata itu adalah pertemuan terakhir kami. Setelah itu, kami tak lagi dekat. Bahkan untuk bertemu pun jarang sekali. Meskipun begitu, saya tetap bersyukur karena banyak nilai positif yang saya pelajari dari dia yang ikhlas, selalu mencari alasan untuk bersyukur, dan jarang mengeluh meskipun saya tahu padatnya jadwal dia.

Sibuk Itu Keren 

Kini, saya tahu makna di balik perkataan dia pada malam itu. Ia mengatakan tak keren, karena menurutnya masa muda harusnya dihabiskan untuk mencoba kegiatan-kegiatan yang positif. Terlebih dengan menjadi mahasiswa yang punya priviledge untuk mengikuti kegiatan apa saja seperti organisasi, volunteering, kerja part time, lomba, dan sebagainya untuk mendapatkan wawasan dan relasi yang tidak kita dapatkan di dalam kelas. Itulah mengapa dia amat menyayangkan saya yang saat itu tidak mengikuti hima (himpunan mahasiswa).

Namun, penilaian dia engga sepenuhnya benar juga. Meskipun saya tidak mengikuti hima, tapi saya berpartisipasi aktif mengikuti sebuah komunitas yang posisinya tidak kalah tinggi dengan hima karena komunitas itu mendukung hobi menulis saya. Di samping itu, orang-orang di dalamnya juga mendukung saya untuk menjadi penulis. Saya jadi semakin bersemangat, saking bersemangatnya itu saya malah rela mengambil job desk orang lain karena merasa perlu berkontribusi demi eksistensi komunitas itu.

Meskipun pada akhirnya burn out karena terlalu sibuk dan tidak bisa menentukan prioritas, tapi saya jadi belajar bahwa ini semua merupakan proses yang harus dinikmati dan disyukuri. Dengan begitu, saya dapat mengevaluasi apa saja yang perlu dibenahi. Letihnya kegiatan yang harus saya lalui tanpa pengalaman dan arahan memang menyedihkan tuk dikenang. Walaupun pada saat itu saya merasa kondisi saya adalah yang paling parah, tapi ini sebenarnya bukan alasan yang harus dikeluhkan. Malahan menjadi kisah yang mengesankan untuk masa depan.
"Makin susah, makin keren" -MR

"Kalau jalannya mudah, nanti ceritanya tak seru," -MR
Tulisan ini dibuat hanya untuk mengenang nilai baik dari seorang teman yang ternyata kisah hidupnya hampir mirip. Terima kasih sudah mengajarkan saya untuk bersyukur meskipun hidup kadang-kadang mendorong jiwa tuk tersungkur. 

Related Posts

Posting Komentar